Flight during Pregnancy



Terbang selama kehamilan sangat familiar buat saya. Maklum, pekerjaan saya memang mengharuskan saya melakukan penerbangan untuk mencapai lokasi pekerjaan, tidak tanggung – tanggung sih setiap bulan pasti ada aja 1 – 3 kali penerbangan, kalau bolak balik berarti 6 flights.

Awalnya saya sempat terbang – terbang aja karena belum tau bahwa saya hamil. Nah, setelah tau bahwa saya hamil jadi deg-degan deh ketika flight pertama. Ada beberapa info yang bisa saya bagi disini. Usia kandungan rata-rata untuk diperbolehkan terbang minimal 8 minggu, walaupun membawa surat dokter terkadang masih ada maskapai yang tidak mengijinkan terbang apabila usia kehamilan kurang dari 8 minggu. Kalaupun terpaksa untuk melakukan penerbangan sebelum usia kandungan mencapai 8 minggu, saran saya tidak usah lapor pihak maskapai selama mom-to-be yakin terbang dalam kondisi yang baik.

Sebenarnya apa sih perlunya lapor ke pihak maskapai ketika terbang dalam kondisi hamil? Saya pun penasaran ketika pertama kali lapor ke pihak maskapai. Sebelum terbang kita akan diminta untuk menandatangani surat pernyataan yang menyatakan bahwa pihak maskapai tidak bertanggungjawab apabila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan yang berdampak terhadap kehamilan selama penerbangan. Namun, sayangnya tidak ada pelayanan khusus yang diberikan kepada pregnant-passenger baik dari maskapai manapun. Kebetulan saya sudah pernah terbang dengan maskapai Garuda, Batik air dan Citilink selama kehamilan. Saya berharap akan ada prioritas ketika masuk ataupun turun pesawat, fasilitas garbarata ataupun bantuan lainnya, sayangnya sih tidak ada. Makanya kadang kalau saya sedang terburu-buru saya tidak melaporkan kehamilan saya hehehe.

Apabila hendak melakukan penerbangan selama kehamilan, yang perlu diperhatikan adalah kondisi tubuh sendiri, lebih baik konsultasi ke dokter ya sebelum melakukan penerbangan terutama apabila kondisi selama kehamilan lemah. Info penting apabila terpaksa harus sering melakukan penerbangan, kebutuhan surat terbang dari dokter untuk pihak maskapai dibutuhkan ketika trisemester pertama dan ketiga. Jadi apabila mom-to-be melakukan penerbangan pada trisemester kedua tidak perlu melampirkan surat dokter, karena repot juga kalau harus bolak balik ke dokter untuk minta surat terbang dalam waktu yang berdekatan. Namun, apabila akan terbang dengan maskapai Citilink, surat ijin terbang dari dokter ini dibutuhkan kapan pun anda melakukan penerbangan walaupun sedang dalam trisemester kedua. Nah, kalau mom-to-be tidak sempat minta surat ijin terbang ke dokter sebenarnya di setiap bandara ada bagian kesehatan khusus dimana kita bisa meminta surat terbang, tapi sayangnya ini tidak available apabila mengambil penerbangan pertama karena hanya tersedia selama jam kerja.


Hal yang sering ditakutkan ketika mom-to-be melakukan penerbangan adalah perubahan tekanan udara yang mendadak, dehidrasi dan keram. Untuk mengatasi ini sebaiknya mom-to-be rileks selama melakukan penerbangan, bisa tidur, baca buku, nonton film ataupun mendengarkan musik. Jangan lupa minum air putih ya selama penerbangan untuk menghindari dehidrasi terjadi. Pilih kursi di lorong, karena selama hamil akan cenderung lebih sering buang air kecil. Selain itu ke toilet selama penerbangan juga membuat tubuh tidak tegang, jadi kadang walaupun saya tidak ingin buang air saya tetap berjalan – jalan terutama apabila penerbangan lebih dari satu jam. Ingat selama kita yakin aman, everything will be fine.

Komentar

Postingan Populer