Waspada Tingginya Bilirubin Postpartum

Pastinya bahagia ya Mom-to-be ketika Little Kid sudah berhasil dilahirkan dengan selamat. Ternyata ada hal yang harus diperhatikan setelah Little Kid lahir salah satunya adalah kadar bilirubin dalam  tubuh. 

Sebelum pulang dari Rumah Sakit seusai persalinan, dilakukan observasi pada Baby Ken salah satunya adalah pemberian vaksin, pemeriksaan golongan darah dan kadar bilirubin. Golongan darah Baby Ken kebetulan sama dengan saya dan suami saya, sedangkan kadar bilirubin terbilang cukup tinggi yaitu 11,2 mg/dL, dimana batas maksimal adalah 12mg/dL. Yuk simak dulu perkenalan dengan bilirubin berikut ini.

Bilirubin diproduksi di dalam tubuh ketika protein hemoglobin dalam sel darah merah yang tua dipecah. Di dalam tubuh, bilirubin akan bergerak melewati hati untuk akhirnya dikeluarkan dari badan. Kuning pada bayi umumnya disebabkan karena menumpuknya zat kimia yang disebut bilirubin dalam darah dan jaringan bayi (ikterus fisiologis). Normalnya, bilirubin diproses di hati, tapi hati bayi yang baru lahir akan membutuhkan waktu hingga beberapa hari sejak kelahiran untuk siap memproses bilirubin.
(sumber : http://www.alodokter.com )

Berdasarkan penelitian 60% bayi yang lahir akan mengalami kuning karena tingginya kadar bilirubin dalam tubuh. Hal ini biasanya dapat dilihat sejak hari ketiga setelah melahirkan dan akan semakin buruk namun akan berakhir setelah hari ketujuh.

Gejala kuning pada bayi :
  • Kuning pada kulit, biasanya muncul pertama kali pada wajah dan kulit kepala
  • Kuning pada bagian putih mata (sclera)
  • Kuning yang menyebar pada kulit tubuh (kuning sedang)
  • Telapak tangan dan telapak kaki kuning (kuning berat)
  • Mengantuk yang tidak biasa
  • Kesulitan makan
  • Dalam beberapa kasus, feses atau kotoran berwarna terang dan urin berwarna gelap
Penyebab kuning pada bayi :
  • Bayi prematur - bayi yang lahir dengan kondisi prematur umumnya memiliki organ yang masih belum sempurna termasuk juga hati. Hal ini membuat sel darah merah tidak dapat diproses dengan baik.
  • ASI kurang - payudara ibu hanya sedikit memproduksi kolostrum di hari-hari pertama setelah melahirkan. Kurangnya ASI yang diterima oleh bayi dapat mempengaruhi fungsi hatinya.
  • Hepatitis neonatal - beberapa jenis virus dapat memicu hepatitis pada bayi, seperti cytomegalovirus, rubella, dan hepatitis A, B and C. Bayi dengan hepatitis neonatal mungkin terkena infeksi virus saat dalam kandungan, atau dalam bulan pertama kehidupannya.
  • Rh (Rhesus) dan ABO blood group incompatibilities (ketidakcocokan golongan darah) - ibu memproduksi antibodi yang menyerang sel-sel darah merah bayi selama semester akhir kehamilan. Hal ini berarti tingkat sel darah merah rusak yang harus dihilangkan oleh tubuh lebih tinggi, yang pada gilirannya akan memicu kenaikan tingkat bilirubin, sehingga bayi dapat terlahir dengan anemia dan mengalami kuning berat dalam beberapa jam setelah kelahiran.
  • Anemia hemolitik - bisa jadi ini merupakan gangguan autoimun yang diwariskan, dimana sistem kekebalan tubuh bayi menghancurkan sel-sel darah merah. Juga dapat menjadi komplikasi dari gangguan lain, seperti sepsis (infeksi serius).
  • Galaktosemia - galaktosa adalah gula susu. Bayi dengan galaktosemia tidak memiliki enzim yang diperlukan untuk memecah galaktosa. Tingginya kadar galaktosa dapat menyebabkan sirosis hati dan akhirnya kuning.
  • Atresia bilier - saluran aliran empedu dari hati ke usus kecil rusak, alasannya tidak diketahui. Tanpa saluran empedu, empedu akan menumpuk di hati dan menyebabkan gejala kuning. 
  • Bayi yang lahir dengan bantuan vakum - berkemungkinan memiliki tanda dari cup yang ditempelkan pada kepala bayi, tapi umumnya akan hilang dalam dua hari. Ada pula risiko bayi mengalami lebam di area kepala (cephalhaematoma) dan akan menghilang dengan sendirinya. Lebam semacam ini juga dapat memicu kemunculan penyakit kuning pada bayi pertama tiap pasangan.
(sumber : https://id.linkedin.com/pulse/penyebab-kuning-pada-bayi-baru-lahir-dr-moedjito-hospital)


Berikut merupakan tips apabila bayi kuning :
  • beri ASI secara terus menerus, pemberian ASI dapat membantu menurunkan kadar bilirubin dalam tubuh.
  • jemur Little Kid pada pagi hari selama 30 menit.
  • bantuan Fototerapi dapat membantu menurunkan kadar bilirubin lebih cepat apabila kadar bilirubin sudah melebih 12 mg/dL untuk menghindari keadaan yang lebih parah.
  • transfusi darah dimungkinkan apabila kadar bilirubin sudah sangat tinggi
  • orangtua harus lebih peka terhadap tanda-tanda kuning pada bayi agar dapat ditangani lebih dini.

Dari keseluruhan penyebab kuning yang disebutkan di atas, kemungkinan tingginya kadar bilirubin pada baby ken terjadi karena Baby Ken dilahirkan dengan bantuan vakum, karena golongan darah yg sama dengan saya dan kebutuhan ASI yang sudah terpenuhi (dalam seminggu berat badan sudah naik 400gr).

Tindakan pertama yang dianjurkan oleh Dokter Spesialis Anak (DSA) adalah pemberian ASI yang cukup karena tercatat 80% dapat menurunkan kadar bilirubin dan 20% nya adalah dengan menjemur Little Kid pada pagi hari pukul 07.00 - 09.00 selama 30 menit. Namun setelah itu saya lakukan kadar bilirubin Baby Ken tetap naik menjadi 13,7 mg/dL. Hal ini menyebabkan Baby Ken harus dibantu dengan Fototerapi di perina selama 1 hari di Rumah Sakit. 

Fototerapi sendiri adalah penyinaran tubuh Little Kid dengan bantuan sinar biru yang aman untuk bayi selama setiap 3-4 jam dan akan dihentikan selama 30 menit untuk istirahat. Fototerapi dilakukan dengan membuka semua baju bayi dengan mata harus tertutup. Efek lain yang akan muncul adalah dehidrasi karena panas yang ditunjukkan dengan kulit yang sedikit mengelupas namun tidak berbahaya, sehingga Little Kid tetap harus diberikan ASI agar tidak dehidrasi.

Pertama kali mendengar bahwa Baby Ken harus dibantu dengan Fototerapi sedih rasanya, karena tidak tega melihat Baby Ken harus disinar dan berpisah selama 1 hari. Namun saya memilih untuk tetap stay selama Baby Ken di rumah sakit sehingga saya dapat menyusui secara langsung ketika Baby Ken membutuhkan. Apabila Mom-to-be tidak ada di rumah sakit, makan akan dibantu dengan pemberian susu formula atau menitipkan ASIP kepada perawat dan diberikan dengan bantuan dot ataupun sendok. 



Setelah melakukan fototerapi selama 1 hari, Puji Tuhan kadar bilirubin Baby Ken turun menjadi 9,9 mg/dL sehingga sudah diperbolehkan pulang. Apabila Little Kid juga mengalami hal serupa tetap tenang ya Mom-to-be, cukup konsultasikan dengan Dokter Spesialis Anak untuk penanganan yang tepat dan jangan lupa selalu peka terhadap segala perubahan pada Little Kid.






Komentar

Postingan Populer