Welcome to Earth dear Baby Ken!
Rasanya
senang, terharu boom jadi satu akhirnya bisa membawa Baby Ken terlahir melihat
dunia dengan sehat dan selamat.
21 Desember 2017
22 Desember 2017
01.00 kontraksi tidak pernah berhenti selalu datang setiap menit, mungkin ini mengapa banyak Mom-to-be yang menghindari induksi. Saya tau bahwa akan ada masa – masa menyerah dalam proses persalinan. Saya pun mengalaminya, mendadak rasanya sudah tidak kuat lagi, merasa lemah dan ingin menyerah. Perawat pun datang untuk memeriksa kemajuan bukaan, sudah bukaan 6 rupanya. Saya pun memohon untuk dihentikan dulu kontraksinya karena saya tidak dapat istirahat sama sekali, namun langsung ditolak oleh suster karena akan memperlambat proses persalinan yang sudah dikejar waktu. Saya pun meminta pemberian ILA (pemberian bius dengan menyuntik sumsum tulang belakang agar kontraksi tidak terasa, hanya dapat dilakukan apabila sudah bukaan 6) hingga persalinan Caesar. Namun untung suami saya sudah tahu akan momen ini sehingga ia tetap menyemangati dan mengingatkan saya bahwa saya kuat dan mampu melanjutkan persalinan secara normal. Sebelumnya saya memang sudah janjian dengan suami, apabila saya meminta permintaan yang aneh-aneh tolong jangan diiyakan. Dan benar saja saya benar-benar mau menyerah rasanya, tapi katanya sih kalo sudah mau menyerah itulah tanda persalinan semakin dekat, lucu ya.
Postingan
kali ini adalah sharing saya mengenai kelahiran Baby Ken yang menurut saya cukup
banyak drama yang mebuat saya deg deg ser setiap momennya. Semoga banyak
afirmasi positif yang bisa saya bagi dan tips bagi Mom-to-be yang pastinya
sudah tidak sabar menanti kedatangan Little Kid. Enjoy!
18
Desember 2017.
Memasuki
minggu ke 39 usia kehamilan saya, kontrol dokter kandungan menjadi agenda
mingguan rutin sejak memasuki minggu ke 36. Hari ini adalah jadwal kontrol
rutin saya. FYI selama kehamilan makanan yang saya makan cenderung masuk lebih banyak ke badan Little Kid, sehingga sudah 2 bulan terakhir berat badan saya betah di angka 57kg, which means saya sudah naik 10kg sejak
pertama saya hamil, dan berat badan Little Kid bertambah pesat sudah
mencapai 3200gr di minggu 39. Masalah berat badan Little Kid ini menjadi perhatian saya, karena dengan berat tersebut temasuk baby yang besar untuk ukuran panggul saya yang terbilang kecil dan keinginan saya untuk
melahirkan secara normal. Jadi Mom-to-be jangan lupa minta dokter kandungan
untuk cek kesesuaian ukuran panggul dengan berat badan Little Kid ya apabila ingin
melahirkan secara normal.
Besarnya berat badan Little Kid ini membuat saya harus menjaga pola makan saya. Tidak ada tuh
di kamus saya bebas makan apa saja asalkan happy, karena pengaruhnya langsung
ke berat badan Little Kid. Memasuki minggu ke 32 hingga 36 Litte Kid akan lebih mudah mengalami kenaikan berat badan sekitar 200gr per minggu. Oleh karena itu ada baiknya Mom-to-be mengontrol asupan makan pada minggu- minggu ini ya.
Sejak minggu ke 36 saya sudah jarang sekali minum manis, hanya air putih saja. Sejak minggu ke 28 Little Kid sudah menunjukkan kecenderungan menjadi baby yang besar karena prosentasi asupan makanan sebagian besar masuk ke Little Kid daripada badan saya, pada minggu ke 37 dokter sudah melarang saya makan roti dan sebisa mungkin mengurangi nasi putih dan pantang untuk minum susu. Namun, bukan berarti saya tidak makan ya, sebisa mungkin saya perbanyak protein, sayur, buah dan air putih.
Sejak minggu ke 36 saya sudah jarang sekali minum manis, hanya air putih saja. Sejak minggu ke 28 Little Kid sudah menunjukkan kecenderungan menjadi baby yang besar karena prosentasi asupan makanan sebagian besar masuk ke Little Kid daripada badan saya, pada minggu ke 37 dokter sudah melarang saya makan roti dan sebisa mungkin mengurangi nasi putih dan pantang untuk minum susu. Namun, bukan berarti saya tidak makan ya, sebisa mungkin saya perbanyak protein, sayur, buah dan air putih.
Sejauh
ini ada beberapa kondisi dalam kehamilan saya, berat badan Little Kid yang
termasuk besar untuk ukuran panggul saya, adanya 1 lilitan tali pusar sejak
awal kehamilan (yang untungnya tidak bertambah), dan kepala Little Kid yang
oblig (keadaan dimana kepala baby miring ke salah satu sisi). Oblignya kepala
ini membuat Little Kid tak kunjung turun walaupun posisi kepala sudah dibawah
dan memasuki minggu ke 39. Banyaknya kondisi pada kehamilan membuat saya deg-degan pada kontrol hari ini, yang paling saya takutkan adalah adanya hal yang menghalangi untuk persalinan normal.
USG dilakukan
seperti biasa, kondisi kehamilan saya masih sama, belum ada yang berubah, namun
dokter kandungan saya masih optimis saya bisa melakukan persalinan normal.
Rupanya ada kondisi baru muncul, yaitu menurunnya volume air ketuban saya
dimana air ketuban (ICA) minimal 10, dan
biasanya saya selalu lebih dari 10, namun sore itu nilai ICA saya hanya
8,5. Ada beberapa indikasi antara lain saya kurang minum air putih beberapa
hari sebelumnya, air ketuban tertelan Little Kid atau tali plasenta sudah
terlalu mature sehingga tidak dapat berfungsi optimal. Sebagai gambaran air
ketuban berfungsi untuk :
- Bantalan pelindung Little Kid dalam rahim
- Berpengaruh terhadap perkembangan Little Kid
- Media pergerakan Little Kid
- Proses pernapasan dimana jaringan paru belum berfungsi
- Menjaga kestabilan suhu
Munculnya
kondisi baru ini membuat dokter memutuskan untuk melakukan observasi selama 2
hari terhadap air ketuban saya. Selama 2 hari saya diwajibkan untuk meminum
3 Liter air mineral tidak boleh kurang, harapannya air ketuban saya bisa
bertambah kembali ke angka normal. Apabila setelah 2 hari nilai ICA tidak
berubah, maka diindikasinya bahwa tali plasenta saya memang sudah terlalu
mature sehingga tidak optimal lagi.
20
Desember 2017
Sesuai
dengan arahan dokter kandungan, saya pun mematuhi untuk minum tidak kurang dari
3 Liter air selama 2 hari, kemudian saya melakukan kontrol
untul observasi lebih lanjut mengenai air ketuban. Ketika diakukan USG ternyata
nilai ICA saya malah berkurang menjadi 8,3, sehingga muncul indikasi bahwa
tali plasenta memang sudah terlalu mature sehingga sudah tidak optimal. Dokter
Kandungan pun menyarankan agar saya diberikan bantuan induksi (karena sudah
memasuki estimasi tanggal persalinan) karena nilai ICA yang semakin hari
semakin menurun yang berbahaya untuk Little Kid.
Induksi
akan diberikan dalam bentuk obat yang dimasukkan melalui vagina dan akan
diobservasi setiap 6 jam, obat akan diberikan kembali setiap 6 jam apabila
tubuh merespon dengan baik. Jujur saja kondisi ini di luar dugaan saya dan
suami, bahwa saya harus masuk ruang VK sore itu juga. Semua Hospital’s Bag
kebetulan memang sudah kami bawa sejak kehamilan minggu ke 37. Agak lucu saja,
karena awalnya pada birthplan saya berencana baru akan ke RS ketika sudah
memasuki pembukaan 4 sedangkan prakteknya saya sudah masuk ruanganVK bahkan
sebelum adanya pembukaan, memang tetap harus memilih keputusan yang terbaik ya
Mom-to-be dalam prosesnya demi keselamatan Mom-to-be dan Little Kid.
Anyway,
saya hanya ditemani oleh suami tercinta dalam proses persalinan ini. Selain
karena tidak membuat keluarga panik (Ayah dan Ibu dari kedua belah pihak), saya
dan suami memang sudah berencana untuk menjalani dan menikmati setiap proses
persalinan hanya berdua agar bonding di antara kami semakin terjalin. Keputusan ini kami
ambil agar segala keputusan yang akan dibuat selama proses persalinan murni
keinginan kami sendiri tanpa intervensi dari keluarga. Hal ini terbukti kami
menjadi sangat kompak dan benar benar menikmati setiap momen yang terjadi.
Induksi
obat melalui vagina pertama diberikan 20 Desember 2017 pukul 20.00, akan
dilakukan pengecekan kembali pada 21 Desember 2017 pukul 02.00. Pemeriksaan dalam dan CTG dilakukan setiap 2
jam sekali. Ketika dilakukan CTG pertama kali, sudah bisa dilihat ritme
kontraksi sudah teratur walaupun saya tidak merasa mules sama sekali. Namun,
sedikit berbeda pada CTG kedua dan ketiga karena walaupun ritme kontraksi saya
sudah bagus namun jantung Little Kid selalu melemah setiap terjadi kontraksi,
padahal seharusnya yang terjadi adalah sebaliknya, ketika kontraksi ada pada
puncaknya denyut jantung Little Kid seharusnya juga ikut tinggi. Indikasi yang
terjadi adalah Litlle Kid tidak mendapat asupan oksigen yang bagus dari saya,
sehingga saya harus dibantu selang oksigen agar denyut jantung Litlle Kid
membaik.
21 Desember 2017
Pada
pukul 02.00 dimana dilakukan observasi kembali, detak jantung Little Kid belum
sesuai yang diinginkan, masih melemah setiap kali terjadi puncak kontraksi, hal
ini berakibat obat induksi tidak diberikan terlebh dahulu. Pada Malam menjelang
tanggal 21 Desember, saya masih bisa tidur dengan lelap dan makan dengan lahap,
karena kontraksi yang datang masih sangat bersahabat. Saran saya tidurlah dan
makanlah sebanyak yang Mom-to-be bisa sebelum persalinan ya, hitung- hitung
mengumpulkan tenaga.
Pagi
hingga siang hari saya tidak mau hanya berdiam diri saja. Setelah mandi dan
bersih – bersih saya selalu menghabiskan waktu dengan berjalan – jalan di
koridor ruang VK, jaraknya mungkin hanya sekitar 16 meter, saya lakukan terus
bolak balik, tenang perawat di RS sudah maklum kok kalau ada pasien yang
berjalan bolak balik untuk mepercepat bukaan. Saya juga bermain Gym Ball,
melakukan teknik ribozo dan Shake the apple tree agar posisi bayi dapat optimal
menjelang persalinan dengan bantuan suami setiap ada waktu. Oh iya saya juga
makan kurma yang sudah saya persiapkan sebelumnya. Harapannya waktu persalinan dapat cepat tiba.
And
here we go another drama came. Pukul 13.30 sewaktu buang air kecil ada flek
yang keluar, saya yakin itu adalah muscus plug dimana tak lain adalah tanda dari
proses persalinan dimulai. Senang sih akhirnya muscus plug yang saya tunggu–
tunggu keluar juga, setelah dicekmemang ternyata sudah bukaan 1. Sekitar
pukul 15.00 saya memutuskan untuk mandi dan bersih –bersih selagi saya bisa,
benar saja setelah saya mandi sore terasa ada cairan keluar dan tidak dapat
saya tahan. Saya yakin itu adalah air ketuban dan segera meminta perawat untuk
memastikannya. Memastikan air ketuban atau bukan adalah dengan menggunakan
kertas lakmus yang berwarna merah, apabila kertas berubah menjadi biru maka
dapat dipastikan bahwa itu adalah air ketuban. Cara ini dapat dilakukan di
rumah ketika tiba – tiba ada cairan bening yang keluar ya Mom-to-be, maka tidak
ada salahnya membeli kertas lakmus di apotek untuk berjaga-jaga.
Setelah
dipastikan cairan yang keluar adalah air ketuban, perawat menyatakan bahwa air
ketuban saya mulai rembers, tapi ketuban saya masih utuh. Hal ini dimungkinkan
karena ternyata saya sudah bukaan 3. Rembersnya air ketuban ini membuat saya
tidak diperkenankan untuk turun dari tempat tidur termasuk untuk ke toilet.
Yaudah deh udah ga ada lagi adegan jalan-jalan di lorong ruang VK, main gym ball
atau gerakan optimalisasi posisi Little Kid.
Sekitar
pukul 16.00 dokter kandungan saya datang untuk berdiskusi dengan saya dan
suami. Kondisi air ketuban yan sudah mulai rembers (rembers bukan pecah ya
Mom-to-be) membuat saya harus melakukan persalinan maksimal 18 jam setelah air
ketuban mulai rembers, which is itu adalah tanggal 22 Desember pukul 12.00,
karena ditakutkan semakin menipisnya air ketuban akan membahayakan Little Kid.
Kemudian dokter menyarankan untuk dilakukan induksi dengan kadar yang lebih
tinggi dengan bantuan infus, karena apabila tidak dibantu induksi dan Little
Kid tidak kunjung keluar padahal sudah 18 jam maka proses persalinan harus
dirubah ke Caesar. Saya dan suami pun memutuskan untuk menggunakan bantuan induksi melalui infus untuk membantu pembukaan dan datangnya persalinan.
Induksi
dengan infus dipasang pukul 18.00, tidak lama sekitar pukul 19.00 gelombang
cinta atau kontraksi sudah mulai berdatangan. Kontraksi datang setiap 2 – 1
menit. Luar biasa rasanya, tapi saya yakin sakit yang saya rasakan pastilah
sakit yang bisa ditahan oleh tubuh. Ketika sudah mulai kontraksi saya sudah
tidak napsu makan dan minum bahkan saya sempat muntah sekitar pukul 20.00,
saran saya apabila memutuskan untuk induksi Mom-to-be makan terlebih dahulu ya.
22 Desember 2017
01.00 kontraksi tidak pernah berhenti selalu datang setiap menit, mungkin ini mengapa banyak Mom-to-be yang menghindari induksi. Saya tau bahwa akan ada masa – masa menyerah dalam proses persalinan. Saya pun mengalaminya, mendadak rasanya sudah tidak kuat lagi, merasa lemah dan ingin menyerah. Perawat pun datang untuk memeriksa kemajuan bukaan, sudah bukaan 6 rupanya. Saya pun memohon untuk dihentikan dulu kontraksinya karena saya tidak dapat istirahat sama sekali, namun langsung ditolak oleh suster karena akan memperlambat proses persalinan yang sudah dikejar waktu. Saya pun meminta pemberian ILA (pemberian bius dengan menyuntik sumsum tulang belakang agar kontraksi tidak terasa, hanya dapat dilakukan apabila sudah bukaan 6) hingga persalinan Caesar. Namun untung suami saya sudah tahu akan momen ini sehingga ia tetap menyemangati dan mengingatkan saya bahwa saya kuat dan mampu melanjutkan persalinan secara normal. Sebelumnya saya memang sudah janjian dengan suami, apabila saya meminta permintaan yang aneh-aneh tolong jangan diiyakan. Dan benar saja saya benar-benar mau menyerah rasanya, tapi katanya sih kalo sudah mau menyerah itulah tanda persalinan semakin dekat, lucu ya.
Dokter
tidak mengijinkan untuk menghentikan induksi, tapi saya diperbolehkan
menurunkan dosis induksi agar saya bisa sedikit istirahat. Namun nyatanya kontraksi
tetap datang setiap menit, yang bisa saya lakukan hanya merilekskan diri saya dengan mencoba tidur, mematikan lampu kamar dan terus melakukan pernapasan perut.
05.00,
rasanya seperti ingin buang air besar, bawaanya ingin mengejan. Ini adalah
tanda bahwa pembukaan sudah semakin bertambah dan kepala Little Kid sudah
semakin dekat. Saya pun meminta perawat untuk periksa dalam, dan benar saja
sudah bukaan 8. Senang sekali rasanya mendengar bukaan terus bertambah bahkan
mendekati lengkap. Perawat pun mulai menghubungi dokter kandungan saya dan
dokter anak kemudia menyiapkan peralatan.
06.00
drama belum berakhir saudara-saudara. Pembukaan 9, perawat mengingatkan cara
mengejan dan mencoba mengejan dengan benar, dokter kandungan sudah datang.
Senang bukan kepalang ketika sudah diperbolehkan mengejan, namun tiba-tiba
dokter mengatakan pembukaan saya belum sempurna baru 9,5. Melongo rasanya
mendengar bukaan bisa ada 9,5 hahaha.
Dokter
pun membantu bukaan secara manual dengan bantuan tangan dan saya pun akhirnya benar-benar
diperbolehkan mengejan.
Sebelumnya
saya sempat baca sharing dari beberapa teman yang sudah duluan melahirkan. Katanya
ada yang babynya sukses keluar setelah mengejan 3 atau 5 kali. Saya pun mulai
berhitung sejak awal mulai mengejan. 3 Kali mengejan Little Kid belum juga
keluar, 5 kali mengejan belum juga keluar. Saya mulai panik dan bertanya kepada
dokter. Katanya Little Kid masih jauh jadi saya masih harus mengejan. Sudah 10
kali mengejan Little Kid tak kunjung mendekat, dokter pun memutuskan untuk
break terlebih dahulu melihat kondisi saya yang sudah mulai kelelahkan. Jangan
salah, namanya saja yang break, tapi tidak santai sama sekali. Ternyata menahan
mengejan juga jadi PR tersendiri wahai Mom-to-be. Ada kurang
lebih 15 menit untuk break melihat Little Kid yang masih jauh.
Waktu
break selesai saya kembali diperbolehkan mengejan, Setiap kali selesai mengejan
selalu dicek detak jantung Little Kid. Tiba-tiba detak jantung Little Kid
melemah, dokter pun panik. Saya diberitahu
apabila 2 kali mengejan detak jantung Little Kid masih melemah, terpaksa
harus convert Caesar karena ditakutkan lilitan tali pusar yang ada mengakibatkan
Little Kid kesulitan bernafas. Deg-degan rasanya, saya dan suami pun berdoa
agar Little Kid tetap kuat untuk berjuang. Saya sudah berserah diri terserah
Little Kid ingin keluar dengan cara apapun yang ia mau, yang penting sehat dan
selamat. Ajaibnya 2 kali mengejan detak jantung Little Kid mulai membaik
sehingga dapat dilanjutkan persalinan normal.
07.15.
Saya terus mengejan dengan bantuan dokter dan perawat yang saking banyaknya
saya sudah tidak tahu lagi ada berapa jumlahnya. Saya sudah mengejan selama 1
jam dan dokter pun memberi tahu bahwa toleransi mengejan pada persalinan normal
adalah 1 jam, ditakutkan baik ibu maupun baby sudah kelelahan dan ada hal – hal
yang tidak diinginkan terjadi. Dokter pun menyarankan untuk dibantu dengan
proses vakum. Setelah bertanya efek negatif dari vakum dan meyakinkan diri maka
kami putuskan untuk dibantu dengan proses vakum. Jangan dibayangkan semua diskusi
keputusan berjalan tenang bak berbincang-bincang arisan ya Mom-to-be , semua
kondisi dan kemungkinan diinfokan secara cepat dan semua keputusan pun dibuat
secara cepat dan kami harapkan tepat.
Proses
vakum dimulai, alat sudah siap. Tenang saja Mom-to-be tidak terasa sakit sama
sekali, mungkin karena sakitnya sudah kalah juga dengan sakitnya kontraksi.
Saya masih membutuhkan 4 kali mengejan hingga akhirnya Puji Tuhan Little Kid
keluar. Sedikit panik karena ketika lahir Little Kid tidak langsung menangis,
hal ini kemungkinan karena Little Kid sudah kelelahan juga dalam proses
persalinan. Segera dilakukan pemotongan tali pusar oleh dokter (Sebenarnya saya
sudah request agar tali pusar dipotong oleh ayahnya sendiri, namun karena
Little Kid sudah kelelahan maka segera dilakukan pemotonga tali pusar oleh
dokter). Tali pusar sudah dipotong tapi Little Kid masih belum menangis. Little
Kid baru menangis ketika semua cairan sudah selesai disedot. Kemudian segeralah
saya diberi waktu untuk IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Little Kid diletakkan di
tengah dada saya agar hangat, selagi dokter mengeluarkan plasenta dan menjahit.
Oh iya dilakukan pengguntingan pada bagian bawah karena terlalu sempitnya jalan
lahir, sebelum dilakukan segala tindakan dokter pasti menginfokan kepada suami
dan meminta persetujuan.
Lega
sekali rasanya Little Kid sudah keluar dengan sehat dan selamat, sakitnya
jahitan sudah tidak ada rasanya lagi dan perut saya pun langsung kempes.
Setelah proses IMD selesai Little Kid dimasukkan ke dalam incubator untuk
penyesuaian suhu dan badan saya mulai dibersihkan. Oh iya apabila ingin membawa
pulang plasenta jangan lupa untuk menginfokan terlebih dahulu kepada perawat
ya, karena apabila tidak ada info makan prosedur dari RS plasenta akan
dihilangkan. Perawat langsung memasang pembalut nifas dan saya sudah
diperbolehkan memakai gurita untuk perut.
Selain
lega rasanya juga ngantuk bukan main, maklum saja saya tidak sempat tidur sama
sekali semalaman, saya pun meminta waktu kepada perawat untuk beristirahat
selagi ruang perawatan disiapkan. Walaupun sudah dapat berdiri dan berjalan
setelah persalinan tapi saya dibantu dengan kursi roda ketika pindah ke ruang
perawatan. Jahitan tidak ada masala, hanya saya ditakutkan setelah persalinan
masih pusing atau lemas mengingat lamanyaproses persalinan yang saya lalui.
Bersyukur
luar biasa akhirnya bisa mengantarkan Little Kid yang dengan bangga kami beri
nama Achilles Kenneth Sankhara menyapa dunia dengan sehat dan selamat. Secara
pribadi saya bangga pada diri saya karena walaupun ada kondisi lilitan tali
pusar, kepala oblig dan hujanan kejutan selama proses persalinan saya masih
bisa melakukan gentle birth secara vaginal. Jadi wahai Mom-to-be jangan
menyerah ya untuk melakukan persalinan normal, rasa sakit memang ada namun yakinlah bahwa rasa ssakit itu masih dalam kapasitas sakit yang mampu ditahan oleh badan kita, saya saja bisa pasti Mom-to-be
bisa, namun ingat tetap dengarkan setiap kondisi yang terjadi ya.
Hiiii mama ken!
BalasHapus